Terapi garam atau dikenal dengan Salt Chamber Treatment (SCT) atau
halotherapy mungkin tak banyak yang mengetahui. Tapi terapi ini ternyata
telah dilakukan sejak Perang Dunia II.
Seperti diberitakan Prevention,
Senin (2/3/2015) pekerja tambang dan pengungsi selama Perang Dunia II
bersembunyi di gua-gua asin. Garam-kala itu dipercaya bisa mengobati
masalah pernapasan.
Hal ini dibenarkan oleh pakar alergi dari
Finlandia Selatan, Kimmo Saarinen, PhD. Menurutnya, sejak lama terapi
garam digunakan untuk mengobati asma dan kondisi pernapasan lainnya. Hal
ini juga umum dilakukan di Eropa Timur dan Rusia.
"Kami melihat
SCT bisa dijadikan sebagai pengobatan untuk masalah pernapasan dan
kondisi kulit seperti eksim. Setelah dua minggu menghirup udara yang
dipenuhi garam selama 40 menit sehari, gejala asma menurun. (Rata-rata
orang menikmati penurunan sekitar 34 persen) Juga, enam dari 17 pasien
yang mengalami kesulitan bernapas juga sembuh," kata Saarinen.
Kendati
tidak jelas bagaimana garam bisa menyembuhkan, namun Saarinen dan para
ahli lainnya berpikir bahwa menghirup udara dari garam mungkin bisa
mengurangi peradangan paru-paru. Dan hal ini terus dikembangkan hingga
kini untuk mengatahui seberapa lama misalnya pasien harus berada di
ruangan penuh garam dan sebagainya.
Sebelumnya, sebuah studi yang
diterbitkan dalam jurnal 2006 menyebutkan bahwa SCT dapat membantu
jaringan otot halus atau membantu mengurangi lendir.
No comments:
Post a Comment