Sudah banyak bahan alami yang dijadikan sebagai bahan produk modern,
di antaranya jeruk nipis dan daun sirih. Orang selama ini mengenal jeruk
nipis yang dicampur dengan kecap sebagai ramuan untuk meredakan batuk.
Rasanya yang asam juga membuat Citrus aurantifolia ini tidak dimakan
sebagai buah segar, melainkan sebagai minuman.
Jeruk nipis juga kerap digunakan sebagai penyedap makanan. Bahkan,
jeruk jenis ini kemudian banyak dipakai sebagai bahan alami perawatan
kecantikan, pelengkap ramuan obat tradisional, dan pembersih alat dapur
atau sarana rumah tangga.
Dalam perawatan kecantikan, jeruk nipis antara lain dijadikan bahan
sampo alami bagi rambut berketombe. Belakangan, jeruk nipis yang juga
disebut sebagai lime ini digunakan untuk bahan pasta gigi.
Kandungan vitamin C, kalsium, dan fosfor yang menonjol dalam jeruk
nipis tak hanya diperlukan oleh tubuh, tetapi juga gigi. Menurut Prof.
DR. Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB, yang juga
redaktur ahli di Tabloid Gaya Hidup Sehat, kandungan vitamin C dalam
jeruk nipis sekitar 27 mg per 100 g, sedangkan kalsium dan fosfor
berturut-turut, 40 mg per 100 g dan 22 mg per 100 g.
Selain jeruk nipis, bahan yang juga terdapat dalam pasta gigi adalah
daun sirih. Zaman dulu, banyak orang menggunakan daun sirih sebagai
bahan utama menginang. Daun sirih ini dicampur kapur dan gambir, kadang
juga ditambah buah pinang, sehingga menjadi serangkaian pembersih mulut
dan penguat gigi.
Daun sirih memang diketahui memiliki zat bermanfaat untuk menguatkan
gigi, menyembuhkan luka kecil di mulut, menghilangkan bau mulut, serta
menghentikan perdarahan di gusi. Daun sirih juga dapat mencegah
terjadinya gigi berlubang.
Secara tradisional daun sirih juga digunakan untuk mengatasi bau
badan, bau mulut, maupun sariawan. Pada tanaman obat asal India, Sri
Lanka, yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini terkandung zat
antiseptik yang mampu membunuh kuman. Kandungan fenol dalam sifat
antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan dengan fenol biasa.
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biokimia IPB meng¬ungkap
bahwa minyak atsiri yang terdapat dalam daun sirih memiliki aktivitas
antibakteri yang cukup besar.
Dalam penelitian berjudul Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengan¬dung
Herbal terhadap Penurunan Indeks Plak yang dilakukan oleh Bagian
Kedokteran Gigi Anak FKG Unpad, Inne Suherna Sasmita dan Arlette Suzy
Puspa Pertiwi, serta mahasiswa FKG Unpad, Muttaqin Halim, dipaparkan
bahwa daun sirih memiliki aktivitas antibakteri yang semakin meningkat
sesuai dengan meningkatnya konsentrasi minyak atsiri.
bakteri minyak atsiri daun sirih ini disebabkan oleh kehadiran
senyawa fenol dan turunannya yang dapat mende¬naturasi protein sel
bakteri. Bahan aktif tersebut adalah kavikol dan betelfenol. Senyawa ini
memiliki daya antiseptik yang kuat dan kavikol memiliki daya pembunuh
bakteri lima kali lipat dari fenol biasa.
Dengan sifat-sifatnya itu, produsen pasta gigi lantas memasukkan
kedua bahan alami tersebut dalam produknya. Harapannya, tentu saja agar
manfaat yang terkandung di dalam daun sirih dan jeruk nipis itu dapat
membantu menyehatkan dan menguatkan gigi.
No comments:
Post a Comment